
Sleman – Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (Unjaya) menerima kunjungan tim Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) untuk melakukan visitasi fasilitas Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Computer Based Test (CBT) Center, Kamis (9/4).
Visitasi dipimpin oleh Prof. Dr. apt. Satibi, S.Si., M.Si., Prof. Dr. apt. T.N. Saifullah Sulaiman, M.Si., dan Suparno, S.Kom. Tim meninjau langsung dua lokasi, yaitu Gedung New Unjaya dan Kampus 2 Fakultas Kesehatan. Keduanya telah dilengkapi sarana OSCE dan CBT Center sebagai bagian dari persiapan Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA).
Kedua fasilitas ini dinilai menjadi instrumen penting dalam mendukung penyelenggaraan PSPPA Unjaya. Melalui OSCE, mahasiswa dapat menjalani uji kompetensi klinis secara terstandar, sementara CBT Center memastikan pelaksanaan ujian berbasis komputer berjalan lancar sesuai standar nasional.
Prof. Satibi menegaskan bahwa OSCE merupakan fasilitas wajib bagi perguruan tinggi untuk menjamin mutu pendidikan profesi apoteker. Sementara itu, Suparno meninjau kesiapan sistem CBT Center, terutama dari aspek teknologi informasi.
Selain meninjau fasilitas, APTFI juga mendorong Unjaya segera membuka fakultas farmasi. Program sarjana farmasi saja dinilai belum sepenuhnya dapat menjawab kebutuhan masyarakat, sehingga keberadaan program profesi apoteker menjadi sangat penting.
“Untuk program apoteker yang sudah mendapatkan akreditasi Baik Sekali, sangat didorong untuk membuka program profesi. Lulusan sarjana farmasi saja belum bisa diterima secara luas di masyarakat,” ungkap perwakilan tim APTFI.

Rektor Unjaya, Prof. Dr.rer.nat. apt. Triana Hertiani, S.Si., M.Si., menyambut baik masukan tersebut.
“Kami berkomitmen memberikan yang terbaik bagi mahasiswa. Kehadiran OSCE dan CBT Center yang representatif merupakan wujud kesiapan Unjaya menghasilkan lulusan apoteker terbaik, tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga siap bersaing di tingkat nasional maupun global,” tegasnya.
Saat ini, Unjaya berada di peringkat 80-an nasional dan tengah memasuki semester kedua program studinya. Melalui visitasi ini, universitas berharap memperoleh rekomendasi dari APTFI terkait pengelolaan OSCE dan CBT Center sebagai bagian dari evaluasi penting PSPPA.
Kegiatan ini sekaligus menjadi langkah nyata penguatan mutu pendidikan farmasi di Indonesia, sejalan dengan komitmen Unjaya mencetak lulusan apoteker yang unggul, berdaya saing, dan siap mengabdi kepada masyarakat. [and/kpa]








