
Sleman — Program studi Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (Unjaya) kembali menyelenggarakan The 2nd UNJAYA International Conference on Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 2025 pada Rabu – Kamis, 3 – 4 Desember 2025 secara daring melalui Zoom Meeting. Konferensi tahun ini mengusung tema “Strengthening the Role of Pharmacists in Global Health Issues” yang menyoroti peran strategis apoteker dalam menghadapi tantangan kesehatan global.

Acara dibuka dengan sambutan dari Rektor Unjaya, Prof. Dr. rer. nat. apt. Triana Hertiani, S.Si, M.Si. yang menyampaikan bahwa perkembangan kesehatan dunia bergerak sangat cepat, dipengaruhi oleh digitalisasi layanan kesehatan, perubahan demografi, kebutuhan obat yang lebih personal, hingga tuntutan keberlanjutan lingkungan. Dalam konteks ini, profesi farmasi dituntut tidak hanya memahami obat, tetapi juga teknologi, data, dan sistem kesehatan modern. “Transformasi digital, artificial intelligence, dan precision medicine kini membentuk ulang praktik kefarmasian. Apoteker harus mampu memahami algoritma, analitik, serta risiko digital untuk memberikan layanan terbaik,” disampaikan dalam pembukaan.
Selain itu, konsep green pharmacy juga menjadi perhatian penting. Seluruh siklus produk farmasi dari penelitian, produksi, distribusi, hingga pembuangan dituntut semakin ramah lingkungan sebagai bagian dari kontribusi terhadap pembangunan kesehatan berkelanjutan.
Konferensi ini menghadirkan pembicara dari berbagai negara dan institusi ternama, yaitu:
-
apt. Roy Himawan, S.Farm., M.K.M. (Keynote Speaker)
-
Assoc. Prof. Sherif H. Mahmoud — University of Alberta, Canada
-
Prof. Bandana Saini — University of Sydney, Australia
-
Prof. Yoshihiro Hayakawa — Toyama University, Japan
-
Dr. apt. Kurnia Rahayu Purnomo Sari — Unjaya
Turut hadir pula Prof. Dr. apt. Afifah B. Sutjiatmo, MS dari Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi sebagai tamu undangan.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari 17 co-host universitas di Indonesia, di antaranya Universitas Gadjah Mada, Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Bengkulu, serta institusi kesehatan dan farmasi lainnya.
Selain sesi pleno, konferensi juga menghadirkan pemaparan oral dan poster presentation oleh para peneliti dari berbagai universitas dan lembaga riset nasional maupun internasional. Melalui forum ini, para peserta diharapkan dapat memperluas wawasan, membangun kolaborasi, dan menghasilkan gagasan riset yang inovatif.

Sebagai penutup, Rektor Unjaya menegaskan bahwa profesi farmasi kini berada pada titik penting dalam penyelesaian persoalan kesehatan global. “Farmasi bukan hanya tentang obat, tetapi tentang manusia, keberlanjutan, dan masa depan kesehatan dunia.”
Dengan terselenggaranya konferensi ini, Unjaya meneguhkan komitmennya sebagai institusi pendidikan yang aktif berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, inovasi kesehatan, dan penguatan kontribusi apoteker di tingkat global. [and/kpa]



